Jumat, 13 November 2015

~と思いきや (-to omoikiya)


Arti dari -to omoikiya adalah "saya kira ... tetapi", "saya kira ... ternyata", "saya pikir ... tetapi", dan "saya pikir ... ternyata". -to omoikiya digunakan untuk menyatakan sesuatu yang tidak terduga atau di luar dugaan.

Contoh:

全て買い物を買ったと思いきや卵を忘れた。
Subete kaimono o katta to omoikiya tamago o wasureta.
Saya kira sudah membeli semua belanjaannya, tetapi ternyata saya melupakan telur.

このレストランは安いと思いきや会計は予想以上だった。
Kono resutoran wa yasui to omoikiya, kaikei wa yosou ijiu datta.
Saya kira restoran ini murah, ternyata tagihannya lebih dari yang saya bayangkan.

この文法はN1の文法だからとても難しいと思いきや余り難しくない。
Kono bunpou wa N1 no bunpou dakara totemo muzukashii to omoikiya amari muzukashikunai.
Saya pikir karena tata bahasa ini tata bahasa N1 sulit, tetapi tidak begitu sulit.

この文法はN1の文法だからとても難しいと思いきや余り難しくない。
Kono bunpou wa N1 no bunpou dakara totemo muzukashii to omoikiya amari muzukashikunai.
Saya pikir karena tata bahasa ini tata bahasa N1 sulit, ternyata tidak begitu sulit.

Demikianlah pembahasan kali ini. Selamat belajar!

~欲しい (-hoshii)


-hoshii menunjukkan keinginan untuk memiliki sesuatu. Arti dari -hoshii adalah "ingin ...". -hoshii diletakkan setelah kata benda. Partikel ga diletakkan di antara kata benda dan -hoshii. -hoshii tidak bisa diletakkan setelah kata kerja.

Bentuk Positif

Kata benda + Ga + Hoshii + Desu

食べ物が欲しいです。
Tabemono ga hoshii desu.
Ingin makanan.

飲み物が欲しいです。
Nomimono ga hoshii desu.
Ingin minuman.

私はケーキが欲しいです。
Watashi wa keeki ga hoshii desu.
Saya ingin kue.

私は水が欲しいです。
Watashi wa mizu ga hoshii desu.
Saya ingin air.

Kosakata

私 Watashi : Saya
食べ物 Tabemono : Makanan
飲み物 Nomimono : Minuman
ケーキ Keeki : Kue
水 Mizu : Air

Bentuk Negatif

Kata Benda + Ga + Hoshii + Dewa arimasen

食べ物が欲しいではありません。
Tabemono ga hoshii dewa arimasen.
Tidak ingin makanan.

飲み物が欲しいではありません。
Nomimono ga hoshii dewa arimasen.
Tidak ingin minuman.

私はケーキが欲しいではありません。
Watashi wa keeki ga hoshii dewa arimasen.
Saya tidak ingin kue.

私は水が欲しいではありません。
Watashi wa mizu ga hoshii dewa arimasen.
Saya tidak ingin air.

Bentuk Masa Lampau

Positif
Kata benda + Ga + Hoshii + Deshita

Negatif
Kata benda + Ga + Hoshii + Dewa arimasen deshita

食べ物が欲しいでした。
Tabemono ga hoshii deshita.
Ingin makanan.

飲み物が欲しいでした。
Nomimono ga hoshii deshita.
Ingin minuman.

私はケーキが欲しいでした。
Watashi wa keeki ga hoshii deshita.

私は水が欲しいでした。
Watashi wa mizu ga hoshii deshita.

食べ物が欲しいではありませんでした。
Tabemono ga hoshii dewa arimasen deshita.
Tidak ingin makanan.

飲み物が欲しいではありませんでした。
Nomimono ga hoshii dewa arimasen deshita.
Tidak ingin minuman.


私は食べ物が欲しいではありませんでした。
Watashi wa tabemono ga hoshii dewa arimasen deshita.
Saya tidak ingin makanan.

私は飲み物が欲しいではありませんでした。
Nomimono ga hoshii dewa arimasen deshita.
Saya tidak ingin minuman.

Demikianlah pembahasan kali ini. Selamat belajar!

Bahasa Jepang


Bahasa Jepang (日本語; romaji: Nihongo) merupakan bahasa resmi di Jepang dan jumlah penutur 127 juta jiwa.

Bahasa Jepang juga digunakan oleh sejumlah penduduk negara yang pernah ditaklukkannya seperti Korea dan Republik Tiongkok. Ia juga dapat didengarkan di Amerika Serikat (California dan Hawaii) dan Brasil akibat emigrasi orang Jepang ke sana. Namun, keturunan mereka yang disebut nisei (二世, generasi kedua), tidak lagi fasih dalam bahasa tersebut.

Bahasa Jepang terbagi kepada dua bentuk yaitu Hyoujungo (標準語), pertuturan standar, dan Kyoutsugo (共通語), pertuturan umum. Hyoujungo adalah bentuk yang diajarkan di sekolah dan digunakan di televisi dan segala perhubungan resmi.


Lafal Vokal

Bahasa Jepang mempunyai 5 huruf vokal yaitu /a/, /i/, /ɯ/, /é/, dan /o/.

Lafal vokal bahasa Jepang mirip bahasa Melayu. Contohnya:

/a/ seperti "bapa"
/i/ seperti "ibu"
/ɯ/ seperti "peyeum"
/é/ seperti "besok"
/o/ seperti "obor"


Tulisan Bahasa Jepang

Tulisan bahasa Jepang berasal dari tulisan bahasa China (漢字/kanji) yang diperkenalkan pada abad keempat Masehi. Sebelum ini, orang Jepang tidak mempunyai sistem penulisan sendiri.

Tulisan Jepang terbagi kepada tiga:

aksara Kanji (漢字) yang berasal dari China
aksara Hiragana (ひらがな) dan
aksara Katakana (カタカナ); keduanya berunsur daripada tulisan kanji dan dikembangkan pada abad kedelapan Masehi oleh rohaniawan Buddha untuk membantu melafazkan karakter-karakter China.
Kedua aksara terakhir ini biasa disebut kana dan keduanya terpengaruhi fonetik Bahasa Sanskerta. Hal ini masih bisa dilihat dalam urutan aksara Kana. Selain itu, ada pula sistem alihaksara yang disebut romaji.

Bahasa Jepang yang kita kenal sekarang ini, ditulis dengan menggunakan kombinasi aksara Kanji, Hiragana, dan Katakana. Kanji dipakai untuk menyatakan arti dasar dari kata (baik berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata sandang). Hiragana ditulis sesudah kanji untuk mengubah arti dasar dari kata tersebut, dan menyesuaikannya dengan peraturan tata bahasa Jepang.

Kana

Aksara Hiragana dan Katakana (kana) memiliki urutan seperti dibawah ini, memiliki 46 set huruf masing-masing. Keduanya (Hiragana dan Katakana) tidak memiliki arti apapun, seperti abjad dalam Bahasa Indonesia, hanya melambangkan suatu bunyi tertentu, meskipun ada juga kata-kata dalam bahasa Jepang yang terdiri dari satu 'suku kata', seperti me (mata), ki (pohon), ni (dua), dsb. Abjad ini diajarkan pada tingkat pra-sekolah (TK) di Jepang.

Kanji

Banyak sekali kanji yang diadaptasi dari Tiongkok, sehingga menimbulkan banyak kesulitan dalam membacanya. Dai Kanji Jiten adalah kamus kanji terbesar yang pernah dibuat, dan berisi 30.000 kanji. Kebanyakan kanji sudah punah, hanya terdapat pada kamus, dan sangat terbatas pemakaiannya, seperti pada penulisan suatu nama orang.

Oleh karena itu, Pemerintah Jepang membuat suatu peraturan baru mengenai jumlah aksara kanji dalam Joyō Kanji atau kanji sehari-hari yang dibatasi penggunaannya sampai 1945 huruf saja. Aksara kanji melambangkan suatu arti tertentu. Suatu Kanji dapat dibaca secara dua bacaan, yaitu Onyōmi (adaptasi dari cara baca China) dan Kunyōmi (cara baca asli Jepang). Satu kanji bisa memiliki beberapa bacaan Onyomi dan Kunyomi.

Dalam kalimat bahasa Jepang, tidak ada spasi yang memisahkan antara kata dan tidak ada spasi yang memisahkan antara kalimat. Walaupun bukan merupakan tanda baca yang baku, kadang-kadang juga dijumpai penggunaan tanda tanya dan tanda seru di akhir kalimat.

Tanda baca yang dikenal dalam bahasa Jepang:

。(句点/kuten) Fungsinya serupa dengan tanda baca titik yakni untuk mengakhiri kalimat.
、(読点/toten) Fungsinya hampir serupa dengan tanda baca koma yakni untuk memisahkan bagian-bagian yang penting dalam kalimat agar lebih mudah dibaca.

Angka dan Sistem Penghitungan

Bangsa Jepang pada zaman dahulu (dan dalam jumlah yang cukup terbatas pada zaman sekarang) menggunakan angka-angka Tionghoa, yang lalu dibawa ke Korea dan sampai ke Jepang. Berikut ini adalah daftar angka-angka Jepang.

一 Ichi Satu
二 Ni Dua
三 San Tiga
四 Yon Empat
五 Go Lima
六 Roku Enam
七 Nana Tujuh
八 Hachi Delapan
九 Kyuu Sembilan
十 Juu Sepuluh

Setelah Kekaisaran Jepang mulai dipengaruhi oleh Eropa, angka-angka Arab mulai digunakan secara besar-besaran dan hampir mengganti sepenuhnya kegunaan angka Tionghoa ini.

Dalam penggunaannya di Bahasa Jepang dan untungnya juga agak mirip di bahasa Indonesia, angka-angka ini tidak bisa digunakan seperti itu saja untuk menyatakan sebuah jumlah dari sebuah barang, waktu dan sebagainya. Pertama-tama jenis barangnya harus dipertimbangkan, lalu ukurannya, dan akhirnya jumlahnya. Cara berhitung untuk waktu dan tanggal pun berbeda-beda, maka satu hal yang harus dilakukan adalah menghafalkan cara angka-angka ini bergabung dengan satuannya.

Cara menghitung barang
Barang secara umum
Untuk mengucapkan 1 buah yaitu ひとつ (hitotsu) 2 buah yaitu ふたつ (futatsu) dan seterusnya menambahkan huruf tsu (つ).

Barang panjang
Untuk mengucapkan satu batang yaitu いっぽん (ippon) 2 batang yaitu にほん (nihon) 3 batang yaitu さんぼん (sanbon) 4 batang yaitu よんほん (yonhon) 5 batang yaitu ごほん (gohon) 6 batang yaitu ろっぽん (roppon) 7 batang yaitu ななほん (nanahon) 8 batang yaitu はっぽん (happon) 9 batang yaitu きゅうほん (kyuuhon) 10 batang yaitu じゅうぽん (juupon).

Barang tipis
Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan まい(mai) sebagai akhiran, Misal: 1 lembar いちまい (ichimai), dst. Bisa digunakan untuk menghitung jumlah kertas, baju, perangko, dan benda tipis lainnya.

Barang besar
Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan だい(dai) sebagai akhiran, Misal: 1 buah いちだい (ichidai), dst. Bisa digunakan untuk menghitung jumlah barang elektronik yang besar, atau barang besar pada umumnya, seperti televisi, kulkas, rumah, mobil dan sebagainya.

Cara menghitung orang
Untuk mengucapkan seorang dan seterusnya menggunakan angka biasa ditambahi satuan にん(nin), misal: 3 orang さんにん (sannin) 7 orang しちにん (shichinin), kecuali untuk 1 orang dan dua orang terjadi pengecualian ucapan yaitu ; hitori (ひとり)( 1 orang ), futari(ふたり) ( 2 orang).

Tata Bahasa

Tata kalimat dalam Bahasa Jepang memakai aturan subyek-obyek. Subyek, obyek dan relasi gramatika lainnya biasa ditandai dengan partikel, yang menyisip di kalimat dan disebut posisi akhir (postposition). Struktur dasar kalimat memakai cabang topik. Contohnya adalah, Kochira-wa Tanaka-san desu (こちらは田中さんです). Kochira ("ini") merupakan topik dari kalimat ini. Kata kerjanya ialah "wa" yang berarti "it is" dalam bahasa Inggris. Dan yang terakhir, Tanaka-san desu merupakan cabang atau komentar dari topik ini.

Infleksi dan Konjugasi

Dalam bahasa Jepang, kata benda tidak memiliki bentuk numeral, jenis kelamin, atau aspek lainnya. Contohnya pada kata benda hon (本) yang mungkin berarti sebatang atau berarti buku. Juga pada kata hito (人) yang mungkin berarti orang atau sekumpulan orang. Kata untuk menyebut orang biasanya dalam bentuk tunggal, contohnya Harada-san. Kalau kata panggil jamak, biasanya disebut -tachi.misalnya tomodachi (teman) tambah tachi (para) menjadi tomodachitachi atau berarti teman teman.

Pertanyaan mempunyai bentuk yang sama dengan kalimat afirmatif. Intonasi akan meninggi setiap akhir dari kalimat pertanyaan. Dalam situasi resmi, biasanya kalimat pertanyaan disertai partikel -ka. Contohnya, kalimat ii desu (いいです。) yang berarti "Baiklah" menjadi bentuk ii desu ka (いいですか?) yang berarti "Boleh, 'kan?". Biasanya pada situasi tidak resmi, partikel -no (の) untuk menunjukkan penekanan, contohnya pada kalimat Doshite konai-no? yang berarti "Mengapa (kamu) tidak datang?".

Kalimat negatif dibentuk dengan mengubah bentuk kata kerja. Contohnya pada kalimat Pan wo tabemasu (パンを食べます。) yang artinya "Saya makan roti) menjadi Pan-wo tabemasen (パンを食べません。) yang artinya "Saya tidak makan roti".untuk bentuk kata kerja negatif lampau dipakai kata kerja bentuk lampau. Misalnya: pan wo tabemasendeshita (ぱんを食べませんでした) yang artinya saya telah tidak makan roti.

Adjektiva

Ada tiga bentuk kata sifat dalam bahasa Jepang:

形容詞 (keiyoshi) yaitu penambahan partikel -i, yang memiliki akhiran konjugasi い (i). Contohnya: 暑いの日 (atsui no hi) yang berarti "hari yang panas"
形容動詞 (keiyodoshi) yaitu penambahan partikel -na. Contoh: 変なひと (henna hito) yang berarti "orang aneh"
連体詞 (rentaishi) yaitu kata sifat sebenarnya. Contoh: あの山 (ano yama)

Partikel
Bahasa Jepang juga memiliki beberapa partikel yaitu:

が ga untuk bentuk nominatif
に ni untuk bentuk dativ.
の no untuk bentuk genitif
を (w)o untuk bentuk akusatif

Kesopanan

Biasanya untuk menghorati orang yang lebih tinggi, seperti kepada menteri atau direktur, dipakai bahasa Jepang sopan yang disebut (丁寧語) teineigo. Untuk menyebut nama menteri, diakhiri dengan partikel -sama atau -sangi. Contoh: Katsumoto-sangi (勝本ー参議). Untuk berkenalan, kita harus menggunakan bentuk bahasa sopan. Tapi, kalau sudah akrab, kita boleh memakai bahasa umum.

Kosakata

Bahasa Asli Jepang yaitu berasal dari bahasa asli pemukim Jepang zaman dahulu disebut yamato kotoba (大和言葉 ) yang berarti kosa kata Yamato. Kosakata Jepang sebagian besar berakar atau berasal dari Cina disebut kango (漢語) yang masuk pada abad ke-5 lewat Semenanjung Korea. Jepang banyak mengadopsi kosakata dari bahasa Inggris, kata-kata adopsi ini umumnya ditulis menggunakan huruf katakana. Contoh: マイカー (maikaa - sama dengan pelafalan "my car") yang berarti "mobil saya".

Belajar Bahasa Jepang

Beberapa universitas internasional di dunia mengajarkan bahasa Jepang. Mulainya ketertarikan belajar bahasa Jepang sewaktu abad ke-18 Masehi, lalu melonjak dimana Jepang mulai memimpin ekonomi dunia pada tahun 1980. Bahasa Jepang semakin diminati karena mendominasi dunia kartun (anime dan manga) di seluruh penjuru dunia. Kebanyakan dari otaku (penggemar anime) bisa berbicara bahasa Jepang walaupun hanya dasarnya. Pemerintah Jepang sebagai pihak yang mengatur bahasa Jepang menyediakan tes profisiensi sejenis TOEFL yaitu JLPT (Japanese Language Proficiency Test).

Kekerabatan Bahasa Jepang

Para pakar bahasa tidak mengetahui secara pasti kekerabatan bahasa Jepang dengan bahasa lain. Ada yang menghubungkannya dengan bahasa Altai, namun ada pula yang menghubungkannya dengan bahasa Austronesia.[2] Selain itu ada pula kemiripan secara tatabahasa dan dalam susunan kalimat serta secara fonetik dengan bahasa Korea meski secara kosakata tidaklah begitu mirip.




~たい (-tai)

Bentuk -tai menyatakan "keinginan" untuk melakukan sesuatu. Arti -tai adalah "ingin ...". -tai diletakkan setelah kata kerja. -tai tidak bisa diletakkan setelah kata benda.

Cara mengubah kata kerja menjadi kata kerja bentuk keinginan adalah dengan mengubah kata kerja bentuk kamus menjadi kata kerja bentuk akar. Kemudian, tambahkan -tai. Konjugasi bentuk -tai mengikuti konjugasi kata sifat -i. Contoh:

Kata Kerja Bentuk 1
買う Kau (Membeli) > 買い Kai > 買いたい Kaitai (Ingin membeli)
待つ Matsu (Menunggu) > 待ち Machi > 待ちたい Machitai (Ingin menunggu)
分かる Wakaru (Mengerti) > 分かり Wakari > 分かりたい Wakaritai (Ingin mengerti)
飲む Nomu (Minum) > 飲み Nomi > 飲みたい Nomitai (Ingin minum)Kata Kerja 死ぬ Shinu (Mati) > 死に Shini > 死にたい Shinitai (Ingin mati)
飛ぶ Tobu (Terbang) > 飛び Tobi > 飛びたい Tobitai (Ingin terbang)
書く Kaku (Menulis) > 書き Kaki > 書きたい Kakitai (Ingin menulis)
泳ぐ Oyogu (Berenang) > 泳ぎOyogi > 泳ぎたい Oyogitai (Ingin berenang)
探す Sagasu (Mencari) > 探し Sagashi > 探したい Sagashitai (Ingin mencari)

Kata Kerja Bentuk 2
食べる Taberu (Makan) > 食べ Tabe > 食べたい Tabetai (Ingin makan)
起きる Okiru (Bangun) > 起きOki > 起きたい Okitai (Ingin bangun)

Kata Kerja Bentuk 3
する Suru (Melakukan) > し Shi > したい Shitai (Ingin melakukan)
来る Kuru (Datang) > 来 Ki > 来たいKitai (Ingin datang)

Bentuk Positif

Tambahkan "desu" setelah kata kerja bentuk -tai. Contoh:

私は水を飲みます。
Watashi wa mizu wo nomitai desu.
Saya ingin minum air.

私は本を読みたいです。
Watashi wa hon wo yomitai desu.
Saya ingin membaca buku.

Kosakata

私 Watashi : Saya
水 Mizu : Air
本 Hon : Buku
読む Yomu : Membaca

Bentuk Negatif

Ubah "-i" pada -tai menjadi "-kunai". Kemudian, tambahkan "desu" sehingga menjadi "-takunai desu".Contoh:

会う Au (Bertemu) > 会いたいAitai (Ingin bertemu) > 会いたくないですAitakunai desu (Tidak ingin bertemu)
食べる Taberu (Makan) > 食べたいTabetai (Ingin makan) > 食べたくないです Tabetakunai desu (Tidak ingin makan)
する Suru (Melakukan) > したいShitai (Ingin melakukan) > したくないです Shitakunai desu (Tidak ingin melakukan)

Contoh:

私は水をの飲みたくないです。
Watashi wa mizu wo nomitakunai desu.
Saya tidak ingin minum air.

私は本を読みたくないです。
Watashi wa hon wo yomitakunai desu.
Saya tidak ingin membaca buku.


Bentuk Lampau

Ubah "-i" pada -tai desu (bentuk positif) atau -takunai desu (bentuk negatif) menjadi "-katta" sehingga menjadi "-takatta desu" (bentuk positif) atau "-takunakatta desu" (bentuk negatif). "-takatta desu" digunakan untuk bentuk positif masa lampau, sedangkan "-takunakatta desu" untuk bentuk negatif masa lampau. Contoh:


会う Au (Bertemu) > 会いたいです Aitai desu (Ingin bertemu) > Aitakatta desu 会いたかったです(Ingin bertemu [masa lampau])
食べる Taberu (Makan) > 食べたいです Tabetai desu (Ingin makan) > 食べたかったです Tabetakatta desu (Ingin makan [masa lampau])
する Suru (Melakukan) > したいです Shitai desu (Ingin melakukan) > したかったです Shitakatta desu (Ingin melakukan [masa lampau])


会う Au (Bertemu) > 会いたいです Aitai desu (Ingin bertemu) > 会いたくないです Aitakunai desu (Tidak ingin bertemu) > 会いたくなかったです Aitakunakatta desu (Tidak ingin bertemu [masa lampau])
食べる Taberu (Makan) > 食べたいです Tabetai desu (Ingin makan) > 食べたくないです Tabetakunai desu (Tidak ingin makan) > 食べたくなかったです Tabetakunakatta desu (Ingin makan [masa lampau])
する Suru (Melakukan) > したいです Shitai desu (Ingin melakukan) > したくないです Shitakunai desu (Tidak ingin melakukan)したくなかったです Shitakunakatta desu (Tidak ingin melakukan [masa lampau])


Contoh:

私は水をの飲みたかったです。
Watashi wa mizu wo nomitakatta desu.
Saya ingin minum air.

私は本を読みたかったです。
Watashi wa hon wo yomitakatta desu.
Saya ingin membaca buku.

私は水をの飲みたくなかったです。
Watashi wa mizu wo nomitakunakatta desu.
Saya tidak ingin minum air.

私は本を読みたくなかったです。
Watashi wa hon wo yomitakunakatta desu.
Saya tidak ingin membaca buku.


Demikinlah pembahasan kali ini. Selamat belajar!